Minggu, 16 Desember 2012


Bahagianya Meraih Cita-Cita

 

Apip Kecil baru menyadari Cita-Citanya ketika SD, ketika Ibu Guru memerintahkan Coba tulis identitas kalian lalu kemudian ibu guru menulis di Papan tulis tentang Item apa saja yang harus diisi dan dari salah satu Item tersebut terdapat Cita-Cita. Ibu Guru pun berkata tulis data ini kemudian isi jawabannya sesuai kehendak hati dan ditulis di atas Kertas selembar kemudian kumpulkan, terhenyak seketika itu juga memikirkan apa ya Cita-Cita saya, mau jadi apa ya kalau sudah besar nanti?

 

Di dalam benak terbayang jadi Pilot, Tukang Jahit ternama, Guru, Presiden dll. Saya pun mulai bertanya kepada teman-teman sebangku dan sebelahnya jawabannya pun berpariatif membuat saya bingung harus mengikuti siapa, pada akhirnya apip kecilpun memutuskan dengan tekad bulat jadi GURU, ia menuliskan Cita-Cita jika besar nanti ingin menjadi Guru, tanpa tau apa alasannya.

 

Pertanyaan itupun berulang-ulang ditanyakan hampir semua orang dan Apip kecil pun selalu menjawab Cita-Cita saya jika besar nanti ingin menjadi seorang Guru, Apip Kecil adalah anak yang biasa-biasa saja dengan kepintaran yang standard, dia tidak pernah mendapat juara kelas ataupun prestasi, apip kecil anak yang pemalu dan jarang bicara apa lagi ketika bertemu dengan teman baru. Ia pun anak rumahan yang jarang sekali main jauh, hari-harinya di habiskan dirumah dengan menonton Tv atau baca buku pelajaran, beruntung Bapak saya seorang Ustadz dan juga sebagai Guru Ngaji jadi dirumah banyak sekali anak-anak yang datang untuk mengaji dan rata2 masih kecil paling besar anak SMP. Sehingga tanpa harus keluar rumah Saya bisa bermain dengan teman sebaya. Apip kecilpun selalu disamper teman-temannya ketika hendak berangkat sekolah ataupun bermain. Ketika tidak ada temannya yang mengajak barmain apip kecil hanya menghabiskan waktunya dirumah sampai- sampai Ibu saya selalu risih karna anaknya jarang pergi keluar rumah.

 

Akhirnya Apip di transfer ke Tasikmalaya oleh orang tuanya setelah kenaikan kelas 5, apip di titipkan di rumah Bibi. Apip hanya pergi keluar rumah untuk sekolah saja dari SD sampai SMP dia disibukan dengan banyak kegiatan, subuh sudah pergi ke masjid untuk solat subuh berjamaah dan mengaji bareng teman2, pulang jam 6, samai rumah langsung mandi dan sarapan kemudian berangkat sekolah, pulang sekolah makan siang dan dengerin radio or nonton TV, jam 3 sore pergi sekolah agama sampai jam 4:30, pulang sekolah agama kemudian mandi dan istirahat sebentar, saat Magrib tiba Apip kecilpun pergi lagi ke Pondok untuk mengaji dan itu dilakukan setiap hari, jadi waktu untuk bermain hampir tidak ada kecuali kalo memang ada keperluan sekolah yg diharuskan pergi ke kota baru main dan tidak sekolah agama.

 

Lulus sekolah SMP Apip melanjutkan sekolah kembali ke Bekasi bersama orang tuanya, masa kecil dan sahabat kecil yang suka datang untuk mengaji  sudah beranjak dewasa bahkan sudah ada yang menikah, dan karna Apip baru pindah dari kampung akhirnya ia mencari sekolah yang dekat saja. di sekolah saya pun tidak pernah menjadi juara kelas hanya mendapatkan peringkat 3 atau 2 begitu setiap caturwulannya, tapi anehnya semua teman-teman saya selalu minta contekan kesaya bukan ke juara kelas atau yg rengking dua, sempat pas lagi ulangan yang rengking satu dan dua selesai dengan cepatnya dan langsung keluar ruangan, ketika saya hendak bangkit dari bangku teman2 pun ber bisik-bisik pip jangan keluar dulu no 3 apa jawabannya, akhirnya saya pun memberikan jawaban saya kedia, dan ternyata hampir semua jawaban satu kelas jawabannya sama dengan saya.

 

Bahkan saya suka di kasih tanda sama guru untuk jangan pernah memberikan contekan, setiap ada tugas pasti ada aja yang nyontek, ketika beberapa minggu masuk SMA tidak banyak Aktivitas yang saya lakukan selain sekolah karna memang di Kota tidak ada sekolah agama dan pondok pesantren. Akhirnya saya disuruh pindah ikut kaka di Cibitung karena di sana ada tempat mengaji untuk anak seumuran SMA dan sederajat, lulus kelas satu saya kembali kerumah Ortu dan tidak banyak aktivitas yang saya lakukan akhirnya saya disuruh bapak untuk ngajar ngaji untuk anak-anak SD di masjid, ternyata saya hanya bertahan satu minggu untuk mengajar di Masjid karena suasana nya tidak nyaman. Karena memang sudah ada Gurunya dan kesannya saya merebut siswa mereka

 

Sayapun tidak mau lagi mengajar dan aktivitas saya hanya belajar dan nonton tivi + bantu bantu Ibu di rumah, baik itu bersih-bersih rumah atau kadang bantu Ibu memasak. Karena tidak ada aktivitas yang saya lakukan dan saya pun tidak pernah pergi keluar rumah akhirnya Bapak membawa 3 Anak kecil untuk diajarin Ngaji Iqro. Dan akhirya saya mempunyai kegiatan yg berarti walaupun hanya dirumah saja. Dari tiga anak tersebut akhirnya anak tersebut mengajak temannya untuk mengaji bareng mereka dirumah bertambah jadi lima dengan fariasi umur ada kelas TK, SD dan belum seolah.

 

Haripun terus berjalan dan ternyata anak2 yang dateng kerumah makin bertambah banyak, sampai – sampai ruangannya tidak cukup untuk menampung 20 anak saking kecilnya rumah ini. Akhirnya saya pun langsung berstrategi untuk megajar berdasarkan Usia, Usia Belum sekolah–TK masuk jam 4 Sore atau ba’da Ashar, Anak SD masuk setelah Solat Magrib dan Anak SMP – SMA masuk setelah Isya.

 

Anak-anak pun makin hari Makin bertambah sampai saya kewalahan untuk mengajar dan Akhirnya Ibupun membantu untuk mengajar, akhirnya saya dan mamah mengajar bersama. Dan pada saat itu saya menyadari akhirnya Cita-Cita kecil saya terwujud walaupun masih sebatas Guru Ngaji.

 

Karna banyaknya anak-anak kecil yang datang kerumah akhirnya saya pun berinisiatif untuk pergi kepasar seorang diri dan belanja beberapa jajanan anak kecil hanya kecil-kecilan saja, selain sekolah dan ngajar ngaji akhirnya saya pun dagang di dalam rumah tanpa buka warung, jajanannya pun saya letakan di lomari pakaian saya alhasil pakaian saya pun tidak meiliki ruangan.

 

Ternyata anak-anakpun bertambah dan jajanan saya pun laris manis terjual sampai walaupun tidak jadwalnya untuk mengaji anak2 pada jajan kerumah padahal saya tidak buka warung dan padahal lagi sebelah rumah ada warung. Saya pun menikmati hari-hari bersama anak-anak yg lucu dan kadang menjengkelkan.

 

Ujianpun selesai dilaksanakan dan sayapun dinyatakan Lulus dengan Nilai Standard, dua minggu setelah menerima ijasah dan buat KTP akhirnya saya keterima kerja di Kawasan Hyundai, ada satu kebahagiaan yang saya rasakan karena bisa bekerja dan bisa berlama-lama diluar rumah yang biasanya keluar rumah hanya sekolah saja sekarang dari pagi sampai malem karna PTnya yg jauh dari rumah. Tapi itu membuat saya sedih karena saya harus berhenti mengajar dan meninggalkan anak-anak yg lucu lucu demi sebuah masa depan yang lebih cerah. Dan cita-cita saya pun mulai menghilang karena saya kerja hanya sebagai operator produksi.

 

Tanpa terasa 3 tahun berlalu kegiatan hanya kerja dan kerja, akhirnya pada suatu ketika saya memutuskan untuk kursus bahasa inggris niatnya ingin mencari kesibukan lain selain kerja. Alhamdulilah dunia sayapun semakin bewarna dengan kegiatan kursus dan kegitan tersebut saya jalani selama kurang lebih 20 bulan dengan 3 kali pindah tempat kursus 3 bulan di IEC Bekasi,  3 Bulan di IEC Cikarang dan ± setahun di LAC Cibitung.

 

Kegiatan kursus bahasa inggrispun berhenti karena tidak ada teman untuk melanjutkan ke level berikutnya, dan akhirnya saya memutuskan untuk kursus Komputer dan saya pun mendaftar di LPIA Cikarang dan satu level kursus selesai dalam waktu 3 bulan. Adapun program yang saya ambil adalah Aplikasi Perkantoran.

 

Semua kursus yang saya ambil tidak pernah saya ambil sertifikatnya karena saya merasa tidak mahir dalam berbahasa dan mengoprasikan komputer. Setelah lulus dari kursus komputer akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan Kuliah, walaupun walaupun Mamah melarang karena Bapak sudah meninggal pada tahun 2000, takutnya kalau kuliah membutuhkan waktu yang lama terus nanti kalau sampai kerjanya habis kontrak nanti bagaimana, takutnya putus di tengah jalan.

 

Apa yang ditakutkan Mamah ternyata terjadi baru semester 3, kerja Habis kontrak. Aktivitas hanya kuliah saja pagi dan malam sayapun ambil dua kelas sekaligus. Padahal materi malam sudah saya dapatkan di kuliah pagi, karna ga ada aktivitas ya mending kuliah lagi malamnya.

 

Dikampus saya lumayan sedikit pintar sehingga tugas yang diberikan dosen selalu saya kerjakan dengan mudah bahkan teman-teman sekelas suka minta dibuatkan tugas yang diberikan dengan alasan sibuk kerja jadi tidak sempat ngerjain tugas padahal memang tidak mengerti tugas yang diberikan, hehe.... show up bgt ya?

 

Pada masa nganggur tidak sengaja membaca Koran KOMPAS yg terbit setiap hari sabtu, yang biasanya memuat tentang info lowongan kerja, di koran tersebut ternyata ada lowongan kerja untuk mengajar di lembaga kursus, yaitu mengajar Komputer. Karena lokasi Lembaga Kursus tersebut tempatnya searah dengan rumah makanya saya antar langsung lamaran kerja nya, setelah mengantarkan surat lamaran kerja, saya pun pergi ke Bandung untuk liburan semester dan baru 4 hari di Bandung dari lembaga tsb mengontek saya untuk wawancara akhirnya saya pulang ke Cibitung dan wawancarapun berjalan sukses dan akhirnya saya kerja di Lembaga tersebut dengan gaji 700.000,- padahal saya punya cicilan motor yg besarnya 700.000 untung sisa cicilan hanya tinggal 3 kali lagi. Dengan gaji 700.000 sayapun harus membiayai kuliah saya dengan susah payah.

 

Tanpa terasa sayapun lulus kuliah dengan mengandalkan gaji yang pas-pasan, setelah lulus sayapun mulai mencari pekerjaan yang sekiranya bisa menghasilkan uang lebih dari gaji saya saat itu. Tapi ga tau kenapa pekerjaan barupun ta kunjung datang kepada saya. Dan akhirnya lembagapun mulai menaikan gaji saya menjadi 1.100.000 dan sayapun memutuskan untuk tidak jadi pindah kerja. Tanpa terasa 4½ tahun berlalu di LPIA Cikarang. Sayapun menjalankan aktifitas mengajar dengan senang hati dan semangat. Saya sangat senang menjalankan aktivitas tsb dari pagi sampai malam. Mengajar adalah jiwa saya sepertinya kalo saya tidak mengajar hidup terasa hampa. “lebay .com”

 

Tahun 2007 adalah tahun dimana saya masuk ke LPIA Cikarang, pada tgl 3 April 2011 sayapun memutuskan untuk menikah walaupun saya ragu apa saya bisa memberikan nafkah nantinya kepada istri dan anak saya kelak karena penghasilan mengajar tidak begitu besar dan kadang tidak pasti. Akhirnya pernikahanpun berlangsung di tiga tempat yaitu Majalengka, Ciamis dan Cikarang

 

15 Juni 2012 Buah pernikahanpun lahir kedunia, yang secara logika saya, pengeluaran yang akan saya keluarkan pasti akan bertambah besar dan akhirnya saya pun memutuskan untuk mencari kerja yaitu mengajar di SMK dan akhirnya sayapun dapat kesempatan mengajar di SMK Garuda Nusantara dengan honor Kurang lebih 400-500rebu perbulannya. Rasa senang yang tidak bisa diungkapkan pun akhirnya saya rasakan, karena Cita-Cita kecil saya pun terwujud tapi hal tersebut tidak bisa berjalan dengan mulus rasa suka citapun berganti menjadi duka ketika pihak lembaga tidak mengijinkan saya mengajar di SMK.

 

Dilema pun muncul dan sayapun di hadang oleh tiga pilihan, mengajar di LPIA dengan Gaji pokok 1.100.000 walaupun kadang bisa mendapatkan penghasilan ±2-3jt dari penjumlahan gaji pokok dan menjadi  guru honor di malam hari di LPIA. Pilihan ke dua mengajar di SMK garuda Nusantara dengan Honor 4-5 ratus rebu perbulan dan pilihan terakhir ya keluar dari keduanya. Ketiga pilihan tersebut membuat saya bingung apa lagi pilihan ketiga, mo dikasih makan apa anak dan istri kalau sampai saya keluar dari LPIA, kalau pilih Garuda Nusantara pun ga mungkin Cukup. “dilema yang berkepanjangan”

 

Di dalam bis Mayasari jurusan Senen – Cikarang Saya mendapatkan sebuah SMS dari teman waktu kuliah dulu Heru namanya, dia mengajak buka puasa bersama. Disela2 SMS tersebut saya menanyakan apa ada lowongan kerja di tempat dia kerja, dan tanpa saya sadari ternyata di tempat dia kerja memang lagi membutuhkan karyawan baru bahkan Heru diminta oleh managernya langsung untuk mencari karyawan baru.

 

Pilihanpun berubah menjadi dua pilihan mau pindah kerja ke Perusahaan atau tetap mengajar sesuai dengan Cita-Cita masa Kecil, Cita-Cita dimana saya sudah dapatkan dan saya jalani tanpa rasa keluh kesah. Selama 5 tahun saya jalani dengan keceriaan dan kesenangan banyak sekali kenangan disana, banyak sekali pengalaman disana. Apalagi ketika melihat siswa didik saya sukses dan masih inget LPIA, seneng sekali rasanya. Dikenang dan selalu ada di hati.

 

Ketika pilihan datang maka hendaklah meminta petunjuk kepada sang maha tahu, solat istihorohpun dilaksanakan dan malamnya pun saya bermimpi adapun mimpi yang saya dapatkan adalah saya di kejar-kejar penjahat sepulang kerja dari LPIA sayapun masih menggunkan seragam LPIA. Saking takutnya sama kedua penjahat tersebut saya lari dan akhirnya bersembunyi di Sekolah SMK Garuda Nusantara tapi hanya sebentar, dan saya lari lagi kesebuah gudang tua disana saya bersembunyi dan akhirnya ada seorang kake tua dia menyuruh saya untuk melepaskan seragam dan mengganti pakaian dengan yang baru dan akhirnya saya mengganti pakaian dan kemudian pergi dengan santai tanpa dikenali oleh kedua penjahat.

 

Besoknya saya mengantarkan Surat lamaran kerja ke perusahaan dimana Heru bekerja, isi dari surat lamaran kerjanyapun hanya ala kadarnya karena saya tidak mempersiapkan itu semua. Singkat Cerita akhirnya saya keterima di Perusahaan swasta yang bergerak di bidang otomotif, akhirnya saya meninggalkan semua Cita-Cita yang dipupuk mulai dari SD. Sedih rasanya dan apa jadinya kalau saya tidak mengajar.

 

Alhamdulilah sekali walaupun saya sudah keluar dari LPIA tapi saya masih diberi kesempatan untuk mengajar di kelas malam, walaupun hanya dua hari seminggu + ngajar private di perumahan lippo. Walaupun tidak mengajar disekolah tapi saya tetap bisa menjadi seorang Guru untuk siswa-siswa saya. Senang rasanya bisa meraih cita-cita yang semenjak kecil diniatkan dan ketika besar cita-cita tersebut terwujud. Ingin rasanya mengajar anak-anak kurang mampu dikawasan terpencil  walaupun ga di bayar, tapi hal tersebut agak sedikit susah untuk direalisasikan karena saya masih bekerja dan tidak ada waktu luang. Mudah-Mudah an cita-cita ini akan terwujud suatu saat nanti, Amin.

 

By

Apip