Bahagianya Meraih Cita-Cita
Apip Kecil baru
menyadari Cita-Citanya ketika SD, ketika Ibu Guru memerintahkan Coba tulis
identitas kalian lalu kemudian ibu guru menulis di Papan tulis tentang Item apa
saja yang harus diisi dan dari salah satu Item tersebut terdapat Cita-Cita. Ibu
Guru pun berkata tulis data ini kemudian isi jawabannya sesuai kehendak hati
dan ditulis di atas Kertas selembar kemudian kumpulkan, terhenyak seketika itu
juga memikirkan apa ya Cita-Cita saya, mau jadi apa ya kalau sudah besar nanti?
Di dalam benak
terbayang jadi Pilot, Tukang Jahit ternama, Guru, Presiden dll. Saya pun mulai
bertanya kepada teman-teman sebangku dan sebelahnya jawabannya pun berpariatif
membuat saya bingung harus mengikuti siapa, pada akhirnya apip kecilpun memutuskan
dengan tekad bulat jadi GURU, ia menuliskan Cita-Cita jika besar nanti ingin
menjadi Guru, tanpa tau apa alasannya.
Pertanyaan itupun
berulang-ulang ditanyakan hampir semua orang dan Apip kecil pun selalu menjawab
Cita-Cita saya jika besar nanti ingin menjadi seorang Guru, Apip Kecil adalah
anak yang biasa-biasa saja dengan kepintaran yang standard, dia tidak pernah
mendapat juara kelas ataupun prestasi, apip kecil anak yang pemalu dan jarang
bicara apa lagi ketika bertemu dengan teman baru. Ia pun anak rumahan yang
jarang sekali main jauh, hari-harinya di habiskan dirumah dengan menonton Tv
atau baca buku pelajaran, beruntung Bapak saya seorang Ustadz dan juga sebagai
Guru Ngaji jadi dirumah banyak sekali anak-anak yang datang untuk mengaji dan
rata2 masih kecil paling besar anak SMP. Sehingga tanpa harus keluar rumah Saya
bisa bermain dengan teman sebaya. Apip kecilpun selalu disamper teman-temannya
ketika hendak berangkat sekolah ataupun bermain. Ketika tidak ada temannya yang
mengajak barmain apip kecil hanya menghabiskan waktunya dirumah sampai- sampai
Ibu saya selalu risih karna anaknya jarang pergi keluar rumah.
Akhirnya Apip di
transfer ke Tasikmalaya oleh orang tuanya setelah kenaikan kelas 5, apip di
titipkan di rumah Bibi. Apip hanya pergi keluar rumah untuk sekolah saja dari
SD sampai SMP dia disibukan dengan banyak kegiatan, subuh sudah pergi ke masjid
untuk solat subuh berjamaah dan mengaji bareng teman2, pulang jam 6, samai
rumah langsung mandi dan sarapan kemudian berangkat sekolah, pulang sekolah
makan siang dan dengerin radio or nonton TV, jam 3 sore pergi sekolah agama
sampai jam 4:30, pulang sekolah agama kemudian mandi dan istirahat sebentar,
saat Magrib tiba Apip kecilpun pergi lagi ke Pondok untuk mengaji dan itu
dilakukan setiap hari, jadi waktu untuk bermain hampir tidak ada kecuali kalo
memang ada keperluan sekolah yg diharuskan pergi ke kota baru main dan tidak
sekolah agama.
Lulus sekolah SMP Apip
melanjutkan sekolah kembali ke Bekasi bersama orang tuanya, masa kecil dan
sahabat kecil yang suka datang untuk mengaji
sudah beranjak dewasa bahkan sudah ada yang menikah, dan karna Apip baru
pindah dari kampung akhirnya ia mencari sekolah yang dekat saja. di sekolah saya
pun tidak pernah menjadi juara kelas hanya mendapatkan peringkat 3 atau 2
begitu setiap caturwulannya, tapi anehnya semua teman-teman saya selalu minta
contekan kesaya bukan ke juara kelas atau yg rengking dua, sempat pas lagi
ulangan yang rengking satu dan dua selesai dengan cepatnya dan langsung keluar
ruangan, ketika saya hendak bangkit dari bangku teman2 pun ber bisik-bisik pip
jangan keluar dulu no 3 apa jawabannya, akhirnya saya pun memberikan jawaban
saya kedia, dan ternyata hampir semua jawaban satu kelas jawabannya sama dengan
saya.
Bahkan saya suka di
kasih tanda sama guru untuk jangan pernah memberikan contekan, setiap ada tugas
pasti ada aja yang nyontek, ketika beberapa minggu masuk SMA tidak banyak
Aktivitas yang saya lakukan selain sekolah karna memang di Kota tidak ada
sekolah agama dan pondok pesantren. Akhirnya saya disuruh pindah ikut kaka di
Cibitung karena di sana ada tempat mengaji untuk anak seumuran SMA dan
sederajat, lulus kelas satu saya kembali kerumah Ortu dan tidak banyak
aktivitas yang saya lakukan akhirnya saya disuruh bapak untuk ngajar ngaji
untuk anak-anak SD di masjid, ternyata saya hanya bertahan satu minggu untuk
mengajar di Masjid karena suasana nya tidak nyaman. Karena memang sudah ada
Gurunya dan kesannya saya merebut siswa mereka
Sayapun tidak mau lagi
mengajar dan aktivitas saya hanya belajar dan nonton tivi + bantu bantu Ibu di
rumah, baik itu bersih-bersih rumah atau kadang bantu Ibu memasak. Karena tidak
ada aktivitas yang saya lakukan dan saya pun tidak pernah pergi keluar rumah
akhirnya Bapak membawa 3 Anak kecil untuk diajarin Ngaji Iqro. Dan akhirya saya
mempunyai kegiatan yg berarti walaupun hanya dirumah saja. Dari tiga anak
tersebut akhirnya anak tersebut mengajak temannya untuk mengaji bareng mereka
dirumah bertambah jadi lima dengan fariasi umur ada kelas TK, SD dan belum
seolah.
Haripun terus berjalan
dan ternyata anak2 yang dateng kerumah makin bertambah banyak, sampai – sampai
ruangannya tidak cukup untuk menampung 20 anak saking kecilnya rumah ini. Akhirnya
saya pun langsung berstrategi untuk megajar berdasarkan Usia, Usia Belum
sekolah–TK masuk jam 4 Sore atau ba’da Ashar, Anak SD masuk setelah Solat
Magrib dan Anak SMP – SMA masuk setelah Isya.
Anak-anak pun makin
hari Makin bertambah sampai saya kewalahan untuk mengajar dan Akhirnya Ibupun
membantu untuk mengajar, akhirnya saya dan mamah mengajar bersama. Dan pada
saat itu saya menyadari akhirnya Cita-Cita kecil saya terwujud walaupun masih
sebatas Guru Ngaji.
Karna banyaknya
anak-anak kecil yang datang kerumah akhirnya saya pun berinisiatif untuk pergi
kepasar seorang diri dan belanja beberapa jajanan anak kecil hanya
kecil-kecilan saja, selain sekolah dan ngajar ngaji akhirnya saya pun dagang di
dalam rumah tanpa buka warung, jajanannya pun saya letakan di lomari pakaian
saya alhasil pakaian saya pun tidak meiliki ruangan.
Ternyata anak-anakpun
bertambah dan jajanan saya pun laris manis terjual sampai walaupun tidak
jadwalnya untuk mengaji anak2 pada jajan kerumah padahal saya tidak buka warung
dan padahal lagi sebelah rumah ada warung. Saya pun menikmati hari-hari bersama
anak-anak yg lucu dan kadang menjengkelkan.
Ujianpun selesai
dilaksanakan dan sayapun dinyatakan Lulus dengan Nilai Standard, dua minggu
setelah menerima ijasah dan buat KTP akhirnya saya keterima kerja di Kawasan
Hyundai, ada satu kebahagiaan yang saya rasakan karena bisa bekerja dan bisa
berlama-lama diluar rumah yang biasanya keluar rumah hanya sekolah saja
sekarang dari pagi sampai malem karna PTnya yg jauh dari rumah. Tapi itu
membuat saya sedih karena saya harus berhenti mengajar dan meninggalkan anak-anak
yg lucu lucu demi sebuah masa depan yang lebih cerah. Dan cita-cita saya pun
mulai menghilang karena saya kerja hanya sebagai operator produksi.
Tanpa terasa 3 tahun
berlalu kegiatan hanya kerja dan kerja, akhirnya pada suatu ketika saya
memutuskan untuk kursus bahasa inggris niatnya ingin mencari kesibukan lain
selain kerja. Alhamdulilah dunia sayapun semakin bewarna dengan kegiatan kursus
dan kegitan tersebut saya jalani selama kurang lebih 20 bulan dengan 3 kali
pindah tempat kursus 3 bulan di IEC Bekasi,
3 Bulan di IEC Cikarang dan ± setahun di LAC Cibitung.
Kegiatan kursus bahasa
inggrispun berhenti karena tidak ada teman untuk melanjutkan ke level
berikutnya, dan akhirnya saya memutuskan untuk kursus Komputer dan saya pun
mendaftar di LPIA Cikarang dan satu level kursus selesai dalam waktu 3 bulan.
Adapun program yang saya ambil adalah Aplikasi Perkantoran.
Semua kursus yang saya
ambil tidak pernah saya ambil sertifikatnya karena saya merasa tidak mahir
dalam berbahasa dan mengoprasikan komputer. Setelah lulus dari kursus komputer
akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan Kuliah, walaupun walaupun Mamah
melarang karena Bapak sudah meninggal pada tahun 2000, takutnya kalau kuliah
membutuhkan waktu yang lama terus nanti kalau sampai kerjanya habis kontrak nanti
bagaimana, takutnya putus di tengah jalan.
Apa yang ditakutkan
Mamah ternyata terjadi baru semester 3, kerja Habis kontrak. Aktivitas hanya
kuliah saja pagi dan malam sayapun ambil dua kelas sekaligus. Padahal materi
malam sudah saya dapatkan di kuliah pagi, karna ga ada aktivitas ya mending
kuliah lagi malamnya.
Dikampus saya lumayan
sedikit pintar sehingga tugas yang diberikan dosen selalu saya kerjakan dengan
mudah bahkan teman-teman sekelas suka minta dibuatkan tugas yang diberikan
dengan alasan sibuk kerja jadi tidak sempat ngerjain tugas padahal memang tidak
mengerti tugas yang diberikan, hehe.... show up bgt ya?
Pada masa nganggur
tidak sengaja membaca Koran KOMPAS yg terbit setiap hari sabtu, yang biasanya
memuat tentang info lowongan kerja, di koran tersebut ternyata ada lowongan
kerja untuk mengajar di lembaga kursus, yaitu mengajar Komputer. Karena lokasi
Lembaga Kursus tersebut tempatnya searah dengan rumah makanya saya antar
langsung lamaran kerja nya, setelah mengantarkan surat lamaran kerja, saya pun
pergi ke Bandung untuk liburan semester dan baru 4 hari di Bandung dari lembaga
tsb mengontek saya untuk wawancara akhirnya saya pulang ke Cibitung dan
wawancarapun berjalan sukses dan akhirnya saya kerja di Lembaga tersebut dengan
gaji 700.000,- padahal saya punya cicilan motor yg besarnya 700.000 untung sisa
cicilan hanya tinggal 3 kali lagi. Dengan gaji 700.000 sayapun harus membiayai
kuliah saya dengan susah payah.
Tanpa terasa sayapun
lulus kuliah dengan mengandalkan gaji yang pas-pasan, setelah lulus sayapun
mulai mencari pekerjaan yang sekiranya bisa menghasilkan uang lebih dari gaji
saya saat itu. Tapi ga tau kenapa pekerjaan barupun ta kunjung datang kepada
saya. Dan akhirnya lembagapun mulai menaikan gaji saya menjadi 1.100.000 dan
sayapun memutuskan untuk tidak jadi pindah kerja. Tanpa terasa 4½ tahun berlalu
di LPIA Cikarang. Sayapun menjalankan aktifitas mengajar dengan senang hati dan
semangat. Saya sangat senang menjalankan aktivitas tsb dari pagi sampai malam.
Mengajar adalah jiwa saya sepertinya kalo saya tidak mengajar hidup terasa
hampa. “lebay .com”
Tahun 2007 adalah
tahun dimana saya masuk ke LPIA Cikarang, pada tgl 3 April 2011 sayapun
memutuskan untuk menikah walaupun saya ragu apa saya bisa memberikan nafkah
nantinya kepada istri dan anak saya kelak karena penghasilan mengajar tidak
begitu besar dan kadang tidak pasti. Akhirnya pernikahanpun berlangsung di tiga
tempat yaitu Majalengka, Ciamis dan Cikarang
15 Juni 2012 Buah
pernikahanpun lahir kedunia, yang secara logika saya, pengeluaran yang akan
saya keluarkan pasti akan bertambah besar dan akhirnya saya pun memutuskan
untuk mencari kerja yaitu mengajar di SMK dan akhirnya sayapun dapat kesempatan
mengajar di SMK Garuda Nusantara dengan honor Kurang lebih 400-500rebu
perbulannya. Rasa senang yang tidak bisa diungkapkan pun akhirnya saya rasakan,
karena Cita-Cita kecil saya pun terwujud tapi hal tersebut tidak bisa berjalan
dengan mulus rasa suka citapun berganti menjadi duka ketika pihak lembaga tidak
mengijinkan saya mengajar di SMK.
Dilema pun muncul dan
sayapun di hadang oleh tiga pilihan, mengajar di LPIA dengan Gaji pokok
1.100.000 walaupun kadang bisa mendapatkan penghasilan ±2-3jt dari penjumlahan
gaji pokok dan menjadi guru honor di
malam hari di LPIA. Pilihan ke dua mengajar di SMK garuda Nusantara dengan
Honor 4-5 ratus rebu perbulan dan pilihan terakhir ya keluar dari keduanya.
Ketiga pilihan tersebut membuat saya bingung apa lagi pilihan ketiga, mo
dikasih makan apa anak dan istri kalau sampai saya keluar dari LPIA, kalau
pilih Garuda Nusantara pun ga mungkin Cukup. “dilema yang berkepanjangan”
Di dalam bis Mayasari
jurusan Senen – Cikarang Saya mendapatkan sebuah SMS dari teman waktu kuliah
dulu Heru namanya, dia mengajak buka puasa bersama. Disela2 SMS tersebut saya
menanyakan apa ada lowongan kerja di tempat dia kerja, dan tanpa saya sadari
ternyata di tempat dia kerja memang lagi membutuhkan karyawan baru bahkan Heru
diminta oleh managernya langsung untuk mencari karyawan baru.
Pilihanpun berubah
menjadi dua pilihan mau pindah kerja ke Perusahaan atau tetap mengajar sesuai
dengan Cita-Cita masa Kecil, Cita-Cita dimana saya sudah dapatkan dan saya jalani
tanpa rasa keluh kesah. Selama 5 tahun saya jalani dengan keceriaan dan
kesenangan banyak sekali kenangan disana, banyak sekali pengalaman disana.
Apalagi ketika melihat siswa didik saya sukses dan masih inget LPIA, seneng
sekali rasanya. Dikenang dan selalu ada di hati.
Ketika pilihan datang
maka hendaklah meminta petunjuk kepada sang maha tahu, solat istihorohpun
dilaksanakan dan malamnya pun saya bermimpi adapun mimpi yang saya dapatkan
adalah saya di kejar-kejar penjahat sepulang kerja dari LPIA sayapun masih
menggunkan seragam LPIA. Saking takutnya sama kedua penjahat tersebut saya lari
dan akhirnya bersembunyi di Sekolah SMK Garuda Nusantara tapi hanya sebentar,
dan saya lari lagi kesebuah gudang tua disana saya bersembunyi dan akhirnya ada
seorang kake tua dia menyuruh saya untuk melepaskan seragam dan mengganti
pakaian dengan yang baru dan akhirnya saya mengganti pakaian dan kemudian pergi
dengan santai tanpa dikenali oleh kedua penjahat.
Besoknya saya
mengantarkan Surat lamaran kerja ke perusahaan dimana Heru bekerja, isi dari
surat lamaran kerjanyapun hanya ala kadarnya karena saya tidak mempersiapkan
itu semua. Singkat Cerita akhirnya saya keterima di Perusahaan swasta yang
bergerak di bidang otomotif, akhirnya saya meninggalkan semua Cita-Cita yang
dipupuk mulai dari SD. Sedih rasanya dan apa jadinya kalau saya tidak mengajar.
Alhamdulilah sekali
walaupun saya sudah keluar dari LPIA tapi saya masih diberi kesempatan untuk
mengajar di kelas malam, walaupun hanya dua hari seminggu + ngajar private di
perumahan lippo. Walaupun tidak mengajar disekolah tapi saya tetap bisa menjadi
seorang Guru untuk siswa-siswa saya. Senang rasanya bisa meraih cita-cita yang
semenjak kecil diniatkan dan ketika besar cita-cita tersebut terwujud. Ingin
rasanya mengajar anak-anak kurang mampu dikawasan terpencil walaupun ga di bayar, tapi hal tersebut agak
sedikit susah untuk direalisasikan karena saya masih bekerja dan tidak ada
waktu luang. Mudah-Mudah an cita-cita ini akan terwujud suatu saat nanti, Amin.
By
Apip